Daripada tiket promo Jkt-Makassar PP yang sudah dibeli 1 tahun yang lalu tidak terpakai, akhirnya terbang juga untuk kedua kalinya saya ke Makassar, Sulawesi Selatan. Sebenarnya rencana awal mau ngeransel ke Tanah Toraja saja, tapi karena setelah dihitung2 waktunya agak mepet, jadinya menginap di kota Makassar saja. sebagai gantinya, kita akan mengunjungi dusun Ramang-Ramang di kabupaten Maros yang terkenal dengan kawasan karst yang indah.
Perjalanan dimulai dari Serpong menuju terminal 3 bandara Soekarno-Hatta jam 7 malam. Kita bawa kendaraan motor, karena tarif parkir menginap untuk motor sangat murah, hanya 2.000 rupiah sekali parkir. Jadi parkir selama 4 malam kita hanya membayar 2.000 rupiah saja.
Karena Airasia merubah jadwal terbangnya dari Jakarta ke Makassar dari 2x sehari menjadi 1x penerbangan saja sehari, jadinya kami harus berangkat jam 9.30 malam yang tadinya harusnya berangkat dengan penerbangan pagi. Sampai di Makassar jam 01.00 dinihari, setelah turun dari pesawat kami tidak keluar dulu dari bandara, tapi langsung naik tangga menuju ruang tunggu di lantai 2 untuk tidur. Suasana bandara masih cukup ramai, tapi menjelang jam 6 pagi, suasana ruang tunggu menjadi sepi.
|
ruang tunggu bandara, cukup banyak bangku2 kosong untuk tiduran |
Jam 7 pagi kami siap2 menuju kota makassar naik Damri, tapi sebelum keluar bandara mampir dulu di lounge bandara di lantai 2 untuk ngopi dan sarapan gratis. Hari ini kami habiskan waktu di kota Makassar saja. Kami sewa motor untuk berkeliling Makassar dengan tarif 70rb perhari.
|
Damri Bandara-kota Makassar |
|
Lapangan Karebosi |
Hari ke-2 kami akan menuju desa Ramang-Ramang di kabupaten Maros. Jalan menuju arah bandara pagi ini sangat padat dan macet, ditambah lagi hujan gerimis sepanjang perjalanan. Tapi dari Bandara menuju jalan poros Pangkep cukup lancar. Setelah 2 jam perjalanan dari hotel, sampailah kami di pertigaan jalan menuju pabrik semen Bosowa. dari pertigaan ini untuk menuju desa Ramang-Ramang sudah cukup dekat sekitar 1 km.
|
Jalan poros Pangkep |
sepanjang jalan menuju desa Ramang-Ramang kita akan disuguhi pemandangan yang sangat luar biasa. Sawah-sawah yang hijau dikelilingi tebing-tebing batu karst yang membentang dari ujung ke ujung.
|
jalan menuju desa Ramang-ramang |
|
mendekati rumah penduduk, jalan masih rusak |
Akhirnya sampai di rumah penduduk, dan kami titip motor di warung untuk melanjutkan perjalanan dengan perahu motor. Sewa Perahu beserta guide yang akan menemani kita selama kurang lebih 2 jam, cukup membayar 150rb saja. Sepanjang sungai dipenuhi pohon nipah dan beberapa rumah penduduk dengan hewan-hewan peliharaan di pinggir-pinggir sungai.
|
Warung tempat titip sepeda motor |
|
Naik perahu dari sini |
|
Melewati goa |
|
Rumah penduduk di pinggiran sungai |
Sampai di ujung sungai, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju bukit batu dengan pemandangan alam yang indah dikelilingi bukit-bukit karst.
|
ujung sungai, dari sini dilanjutkan berjalan kaki |
Perjalanan dari Bantimurung menuju Makassar cukup lancar. Hanya berkendara sekitar 1,5 jam kami sudah sampai di hotel.
Pagi-pagi kami menuju pantai Akarena yang terletak tidak jauh dari Trans Studio mall. Suasana pantai masih sepi dan hujan turun cukup deras.
Menjelang siang kami kembali ke hotel untuk checkout. Sebelum menuju bandara kami habiskan waktu di benteng Fort Rotterdam.
Pukul 5.30 sore dengan Bus damri terakhir, kami menuju bandara Hasanuddin. Lagi2 kami harus menginap di bandara karena penerbangan airasia yg harusnya berangkat jam 7 malam, dialihkan jadi jam 4.30 pagi. Untung saja dengan modal boarding pass yg sdh di print duluan, kami bisa langsung menuju ruang tunggu, dan tentunya bisa makan malam gratis lagi di lounge bandara. Lounge ditutup jam 9 malam, artinya kami harus cari tempat lain untuk tiduran sambil menunggu waktu checkin jam 3 pagi. Tepat jam 4.30 pesawat berangkat, dan sampai di jakarta jam 5.30 pagi.