Berawal dari promo Rp 100,- dari mandala tgl 12 november kemarin, akhirnya berangkat juga saya menjelajahi ranah minang dalam 1 hari. Ya... hanya satu hari, berangkat pagi dan kembali ke Jakarta malamnya. Tiket 100 rupiah ditambah pajak 5.000 rupiah, ditambah booking fee 25rb, jadi total PP hanya Rp 60.200,-. Kami berangkat dari serpong pagi2 sekali menuju bandara Soekarno Hatta. Setelah parkir sepeda motor di terminal 3, kami bergegas menuju counter checkin mandala air. Penerbangan mandala ke padang ini adalah yang kedua, setelah melakukan penerbangan perdananya kemarin. Jadi pesawat Airbus A320 yg digunakan masih baru. Pesawat berangkat lebih awal dari jadwal dan tiba di bandara Minangkabau pukul 06.50, lebih cepat 20 menit dari jadwal pukul 07.10. Masih banyak bangku kosong, dari 180 seat hanya terisi sekitar 80-an penumpang. pilot yang bertugas adalah Capt Tri Setiadi.
Keluar dari bandara kami langsung naik ojek menuju pertigaan jalan menuju bukittinggi dengan ongkos 10rb permotor. Dari pertigaan ini kami tidak menunggu lama untuk naik mobil travel menuju Air terjun Lembah Anai dengan ongkos 15rb perorang. Kami sarapan terlebih dahulu didekat pintu masuk, sebelum membeli tiket masuk seharga Rp 3.000,-/orang. Air terjun Lembah anai ini mempunyai ketinggian sekitar 30 meter dan terletak persis di pinggir jalan raya Padang-Bukittinggi.
Setelah puas menikmati dinginnya air terjun, kami kembali naik mobil travel untuk melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi dengan ongkos 15rb perorang. sampai di terminal aur kuning kami ditawari untuk diantar menuju jam gadang oleh sopir mobil travel dan langsung kami setujui. Ternyata sampai di Jam gadang kami diminta tambahan ongkos 10rb perorang.
Pertigaan dari bandara, tempat menunggu travel ke Bukittinggi |
Air terjun Lembah Anai |
Jam gadang di Bukittinggi ini dibangun pada tahun 1926 dengan ketiggian sekitar 26 meter. Keempat sisinya terdapat jam dengan ukuran masing2 berdiameter 80 cm. Setelah foto2 di Jam gadang kami jalan kaki menuju objek wisata Ngarai sianok dan Lobang jepang. cukup jauh sekitar 500 meter dari jam gadang menuju pintu masuk Ngarai sianok. pemandangan sangat indah, tebing2 curam dan monyet2 yg bergelayutan di pohon2 sekitar taman. kami juga masuk ke goa jepang yang dibangun pada tahun 1942 dengan kedalaman 40 meter dan panjang sekitar 1,5 Km.
Jam Gadang |
Ngarai Sianok |
Lobang Jepang |
Benteng Fort De Kock ini adalah peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1825 oleh kapten Bouer pada masa Baron Hendrik Merkus De Kock sewaktu menjadi wakil gubernur jenderal Hindia Belanda.
Benteng Fort De Kock |
Jembatan Limpapeh |
Kota Bukittinggi dari atas jembatan Limpapeh |
Museum Rumah Gadang |
Tak jauh dari pintu keluar museum Rumah Gadang langsung kita temui pasar atas Bukittinggi yang banyak menjual oleh2 khas Bukittinggi seperti keripik sanjai dan kripik balado yang berwarna merah dan rasanya pedas. Disini juga banyak dijual souvenir dan kaos yang bertema bukittinggi sebagai oleh2.
Bersebelahan dengan pasar atas, ada namanya pasar bawah dan disini kita bisa merasakan nikmatnya nasi kapau dengan banyak pilihan penjual. Akhirnya setelah memilah-milah kami putuskan untuk mampir ke warung nasi kapau Uni Lis. Satu porsi nasi kapau berisi rendang, kentang goreng, sayur nangka, rebung, sedikit jengkol dan sambal dihargai sekitar 20rb.
Pasar Atas |
Sekitar jam 4 sore kami naik angkot yang berwarna merah menuju terminal aur kuning. Rupanya kami salah informasi, mobil travel yang menuju Padang atau bandara tidak ada di dalam terminal. mereka umumnya menunggu penumpang diluar terminal. Ongkos yang dikenakan menuju bandara 35rb perorang, jauh lebih mahal daripada yang menuju kota Padang, yaitu 20rb.
Sebenarnya kami masih punya banyak waktu untuk mampir di kota Padang dulu, baru nanti naik damri menuju bandara. Tapi kami putuskan langsung menuju bandara saja, dan akhirnya kami menunggu cukup lama karena pesawat mandala yang kami tumpangi baru akan berangkat jam 21.35.
Setelah delay sekitar 30 menit, akhirnya kami naik ke pesawat. Pesawat mandala ini sama seperti pesawat yg kami tumpangi tadi pagi, karena pesawat ini seharian bolak balik dengan tujuan Jakarta-Padang-Singapura-Denpasar-Surabaya dan balik lagi dari Surabaya-Denpasar-Singapura-Padang dan sekarang kembali ke Jakarta. pesawatnya sama tapi pilotnya sama gak ya?? ternyata pilot dan awak kabinnya beda semua. Kali ini diawaki oleh Capt Ditto Arya. Seperti penerbangan tadi pagi, seat juga masih banyak yang kosong, hanya setengahnya yang terisi. tiba dibandara Soekarno-Hatta pukul 23.40.
Mudah2an mandala dan airasia tidak bosan untuk menjual tiket promo, agar nanti saya bisa terbang lagi dengan murah menuju destinasi lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar