Penerbangan Airasia Bangkok-Hatyai ditempuh dalam waktu 1 jam 20 menit. Tiba di bandara Hatyai pukul 3.30 sore. Sebelum keluar bandara kami pesan taxi di konter didalam bandara dengan tarif 320 baht/taxi. Kita juga dapat menggunakan mobil van dengan tarif 100 baht/orang yang akan mengantar kita sampai di daerah pasar Hatyai. Ternyata hanya ada 1 perusahaan taxi saja yang beroperasi di bandara Hatyai, Dan meskipun hanya ada sekitar 7-8 orang yang memesan taxi, kami harus menunggu lebih dari satu jam untuk sampai ke giliran kami. Perjalanan dari bandara menuju Tune hotel Hatyai di daerah Pasar Hatyai selama 30 menit. Kami langsung checkin di Tune Hotel untuk 2 malam. Tune hotel Hatyai agak berbeda dengan Tune hotel lainnya, kamarnya lebih luas. Harga kamar + AC 24 jam yang sudah dipesan sekitar 6 bulan yang lalu sebesar 96rb rupiah/malam. Cukup murah meskipun tanpa sarapan pagi.
Tune Hotel Hatyai |
Tune Hotel Hatyai |
Setelah beristirahat dan mandi, menjelang malam kami jalan-jalan di Pasar malam Hatyai yang dipenuhi penjual-penjual makanan, baju, tas dll. Pengunjungnya juga sangat ramai. Pasar malam ini sangat cocok bagi yang hobby belanja, Barang-barang yang ditawarkan harganya juga cukup murah, tergantung kemahiran kita dalam menawar. Setelah puas melihat-lihat dan makan malam di area pasar malam, kami kembali ke hotel untuk beristirahat.
Night Market Hatyai |
Night Market Hatyai |
Pagi ini agak santai, Kami sarapan pagi di restoran seberang hotel. Harga makanan seperti Char kwe tiau, nasi goreng, hokkien mie adalah 50 baht. Setelah sarapan jam 10-an kami sewa van menuju kwan yin temple yang berjarak sekitar 45 menit berkendara dari hotel. Harga sewa van untuk sekitar 3 jam sebesar 1.000 baht. Kwan yin Temple terletak diatas bukit dengan pemandangan kota hatyai dari ketinggian. Dari Kwan Yin temple kami naik tangga lagi menuju patung Golden Budha yang juga terdapat cable car menuju keatas bukit yang lainnya. Dari atas kami turun menggunakan shuttle bus gratis menuju tempat parkir mobil. Jam 1 siang kami kembali ke hotel. Sebenarnya masih ada objek wisata Sleeping Budha seperti Wat Po di Bangkok. Tapi karena cuaca cukup panas, setelah makan siang kami beristirahat di hotel.
Char Kwe Tiau |
Patung Dewi Kwan Im, Hatyai |
Jalan naik menuju Goden Budha |
Tangga menuju Golden Budha |
Tangga menuju Golden Budha |
Golden Budha |
Kota Hatyai dari ketinggian |
Shuttle Bus Gratis menuju Kwan Yin Temple |
Sore hari kami kembali berjalan-jalan di pasar malam sambil menikmati makan malam. Setelah mencari-cari makanan yang cocok, akhirnya kami makan malam di KFC di dekat pasar malam. Sebelum kembali ke hotel, kami mencoba bubur kacang-kacangan yang bisa dinikmati panas atau dengan es. Harga seporsinya hanya 15 baht saja.
angkot Hatyai City (tuk-tuk) |
Depan Tune Hotel |
Aneka sate dan Cumi kering di pasar malam Hatyai |
Anak Babi Panggang, Pasar malam Hatyai |
Bubur Kacang2an |
Menikmati Bubur kacang di jalanan kota Hatyai |
Hari ini kami akan melanjutkan perjalanan menuju kota Penang dengan Van. Tiket Van sudah dipesan kemarin siang seharga 400baht perorang di travel agen samping hotel. Setelah sarapan di tempat yang sama diseberang hotel, jam 9 pagi kami sudah dijemput untuk menuju Penang. 1 van diisi 14 orang dan tidak ada tempat bagasi, sehingga sebagian koper diletakkan disamping tempat duduk yang cukup membuat repot karena nanti kita akan turun untuk cap imigrasi di perbatasan Thailand dan malaysia.
Untuk yang pertama menggunakan van dari Hatyai ke Penang disarankan untuk jangan lupa sarapan dulu, karena tidak ada pemberhentian untuk makan siang. Hanya berhenti 2x saja, pertama di imigrasi Thailand, dan kedua di imigrasi masuk ke negara Malaysia. Letak imigrasi Thailand di kota Sadao hanya berupa pos saja tanpa gedung, terlihat agak semrawut. Dan pas sampai disana turun hujan sehingga kami agak kerepotan untuk berjalan kaki menuju pos imigrasi. Setelah cap pasport, kami kembali ke mobil. Sekitar 200 meter, kami kembali turun menuju imigrasi Malaysia di Bukit kayu hitam Kedah. Semua koper harus dibawa untuk melewati imigrasi Malaysia. Setelah melewati imigrasi, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Penang tanpa berhenti melewati jalan tol.
Penjual buah potong, Hatyai city |
Jalan menuju Sadao, perbatasan Thailand-Malaysia |
Memasuki wilayah Malaysia, perbatasan Thailand-Malaysia |
Jalan tol menuju Butterworth/Kuala Lumpur |
Menjelang masuk ke Pulau Pinang agak macet karena banyak kendaraan yang akan menyeberang ke Penang melewati Jembatan pulau Pinang. Penang Bridge sangat indah dan sangat panjang sekitar 13,5 KM. Setelah berkendara 4,5 jam sampailah kami di Tune hotel Penang di Jl Burma dekat gedung Komtar di kawasan George Town.
Jembatan Pulau Pinang (Penang Bridge) |
Penang Bridge |
Lagi-lagi kami menginap di Tune hotel. Dan untuk Tune hotel Penang ini sudah kami pesan 1 tahun yang lalu dengan harga super murah yaitu hanya 0,01 ringgit saja permalam atau sekitar 30 rupiah saja permalam belum termasuk AC. Harga Ac 12jam + handuk +toiletris 16 ringgit.
Tune Hotel Penang |
Komtar (Komplek Tun Abdul Razak) |
Karena kami belum makan siang, setelah checkin kami langsung keluar untuk makan siang. Harga makanan di Penang lebih murah dibandingkan di Hatyai. Harga seporsi Nasi Hainam 5 ringgit saja, begitu juga dengan menu lainnya paling mahal 5 ringgit. Kota Penang adalah surganya bagi pecinta kuliner. Disamping harganya cukup bersahabat, juga banyak sekali kuliner-kuliner lezat yang terdapat disini. Selesai makan kami berkeliling kota Penang dengan Bus Rapid Penang yang bisa kita gunakan dengan gratis yang akan mengantar kita berkeliling di sekitar George Town.. Kami turun di Daerah Penang Port, Dan Kapal pesiar Superstar Libra sedang bersandar. Setelah puas kami kembali naik Bus rapid Penang dan turun di Chowfrasta market yang tidak jauh dari hotel. Setelah makan malam di foodcourt samping hotel, kami kembali ke hotel untuk beristirahat.
Rapid Penang Free Bus ( kawasan George Town) |
Benteng Cornwallis |
Penang Port |
Super Star Libra |
Foodcourt di sebelah Tune Hotel |
Jam 9 pagi kami berjalan kaki menuju Chowfrasta market. Di pasar tradisonal ini kita bisa membeli kebutuhan sehari-hari seperti sembako, daging dll. Juga terdapat warung-warung makan dan kopi tiam yang menjual aneka mie, Char kwetiau, nasi campur dll.
Chowfrasta Market (Pasar Tradisional) |
Kwetiau Kuah seharga 3 Ringgit |
Setelah sarapan pagi di Chowfrasta Market, kami berjalan kaki ke Komtar untuk naik Bus rapid Penang menuju Kek Lok Si Temple. Perjalanan dengan bus Rapid Penang 201 dengan tarif 2 ringgit/orang dan Turun di Pasar Air Itam. Untuk yang pertama kali naik Bus Rapid Penang ini, kita harus naik dari pintu depan dan membayar karcis ke sopir atau langsung dimasukan ke kotak disamping sopir.
Terminal Bus Rapid Penang (Komtar) |
Naik Bus di Line 2 menuju Pasar Air Itam |
Ongkos 2 Ringgit menuju Kek Lok Si Temple |
Kek Lok Si Temple ini terletak diatas bukit dengan bangunannya yang megah dan terdapat pagoda yang cantik. Untuk sampai di kuil, kita harus naik anak tangga yang dikiri-kanannya terdapat kios-kios yang menjual aneka cinderamata. Didalam kuil terdapat banyak patung-patung besar tempat bersembahyang.
Disekitar kuil juga banyak terdapat restoran, kami mencoba es kacang merah yang diatasnya dikasih es krim seharga 4 ringgit.
Kek Lok Si Temple |
Kura-kura Didalam Kek Lok Si Temple |
Kek Lok Si Temple dari kejauhan |
Es Kacang Merah dengan topping Eskrim |
Enaaakk |
Jam 1 siang kami menuju halte bus untuk naik Bus Rapid Penang 203 kembali ke Komtar.Sampai di hotel, kami langsung siap-siap checkout. Jam 3.30 sore kami menuju bandara Penang dengan menyewa Van seharga 75 ringgit. Sebelum sampai bandara, kami singgah di tepi pantai untuk melihat jembatan pulau pinang dari dekat. Penerbangan Airasia menuju Jakarta delay sekitar 1 jam, dan sampai di Bandara Soekarno Hatta pukul 9 malam.
Penang Bridge |
Bandara Penang |
Bandara Penang |
Berakhir sudah perjalanan liburan lebaran kali ini, terima kasih Tuhan sudah memberi kesehatan pada kami semua, dan memberikan jalan dan petunjukNya sehingga perjalanan kami kali ini berjalan dengan lancar... Thanks God.